Kamis, 16 September 2010

KATA 'ALLAH' YANG KONTROVERSIAL

Dimulai dari kira-kira dua (2) tahun yang lalu, saya sangat terusik dengan suatu pertentangan dari kata 'Allah' sehingga tergelitik untuk menelitinya dan menulisnya ke dalam blog saya ini. Bahkan saya mendengar bahwa ada saja orang yang benar-benar 'ngotot' atas pendiriannya sehingga harus meninggalkan gereja karena alasan itu! Hmmm... Kata itu benar-benar kontroversial menurut saya. Ternyata nasihat penulis Ibrani (Ibr. 10:25) dan Rasul Paulus (2 Tim. 2:23 dan Tit. 3:9) cukup relevan hingga saat ini.

Jika kita mau membaca secara teliti ALKITAB terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), maka kita akan mendapatkan bahwa
  1. Tulisan kata 'Allah' dipakai LAI untuk menyatakan suatu jenis eksistensi di luar eksistensi hidup lain seperti manusia, hewan, tumbuhan bahkan Iblis (beserta antek-anteknya)! Saya melihat bahwa kata tersebut sama sekali tidak dipakai oleh LAI untuk menggantikan kata YHWH seperti yang tertulis di dalam kitab asli Ibrani. Kata 'Allah' yang tercantum di dalam kitab kita justru hanya dipakai untuk mentranslasikan kata Elohim atau Eloah di dalam kitab aslinya, yang notabene kata tersebut telah dipakai oleh Arab Kristen jauh sebelum Arab Islam lahir. Konon, mengingat kebenarannya bahwa bahasa Ibrani dan bahasa Arab memiliki akar yang sama dalam rumpun bahasa, yaitu bahasa Semit, maka kata Elohim dan Eloah dan Allah merujuk kepada makna yang sama. Akar kesamaan kata dari kedua bahasa tersebut adalah pada huruf A (Alef), L (Lamed) dan H (dalam bentuk hembusan nafas). Sedang terjemahan kata 'Allah' ke dalam bahasa Inggrisnya adalah God.
  2. Tulisan kata Tuhan dipakai LAI untuk mentranslasikan kata  Adonay dalam bahasa Ibrani atau Kurios dalam bahasa Yunani atau Lord dalam bahasa Inggris, yang memiliki makna untuk menyatakan gelar  bagi yang Maha Tinggi, seperti halnya panggilan Tuan kepada seorang majikan. Gelar tersebut disandangkan bagi-Nya untuk membedakan kedudukan atau jenjang antara Sang Pencipta / Yang Maha Tinggi dangan yang diciptakan. Sehingga sebenarnya kata YHWH dalam bahasa Ibrani, secara tradisional diucapkan oleh bangsa Israel dengan sebutan Adonay demi menghindari pelanggaran atas '10 Perintah Allah'.
  3. Tulisan kata TUHAN dipakai LAI untuk menterjemahkan kata GOD dalam bahasa Inggris atau kata YHWH dalam kitab aslinya. Adapun kata YHWH sebenarnya adalah suatu translasi kata Ibrani yang berbetuk seperti  simbol (lih. gambar di atas) ke dalam bahasa Latin. Dan sangat perlu diketahui pula bahwa kata Yahweh (dugaan pengucapan asli) atau Yehowah bukanlah kata yang secara aslinya tertulis demikian di dalam kitab aslinya. Kedua kata tersebut sebenarnya merupakan rekayasa dari para sarjana Yahudi yang membubuhkan tanda untuk huruf vokal kepada kata YHWH yang diambil dari kata 'adonay'. Sehingga jika ditulis ke dalam bahasa Latin, akan dapat dibaca menjadi Yehowah. Namun, apapun hasil rekayasa dari para sarjana tersebut, kedua kata tersebut bukanlah merupakan nama pasti dari Yang Maha Tinggi, mengingat secara nyata memang tidak tertulis demikian.
Penelitian di atas bukanlah hal yang absolut dan yang sempurna di dalam menjawab pertentangan yang kontroversial tersebut. Semuannya tetap harus kembali kepada suatu pendirian bahwa pengetahuan dan hikmat yang absolut adalah yang berasal dari Sang Pencipta sendiri yang dapat kita terima melalui Roh Kudus. Namun, paling tidak, perspektif saya  yang sederhana ini mungkin dapat memberikan angin segar bagi bagi kata yang kontroversial tersebut untuk sedikit melentur.

JLU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar